Evaluation Value Of Functions And Management Landscape Plants On Green Lane Road In The City Palu Central Sulawesi



EVALUASI NILAI FUNGSI DAN PENGELOLAAN TANAMAN LANSKAP PADA JALUR HIJAU JALAN DI KAWASAN KOTA PALU SULAWESI TENGAH

 
Evaluation Value Of Functions And Management Landscape Plants On Green Lane Road In The City Palu Central Sulawesi
Herdiansyah1), Baharudin2), and Nursalam2)
1)Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako
2)Staf Pengajar pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Petanian Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738
e-mail: herdy10agrohorti@gmail.com
e-mail: bahrudinuntad@yahoo.com
e-mail: salam.dj@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the functional purpose and management of the plants on the landscape green lane road in the city of Palu, Central Sulawesi is done by analyzing the functional value and management of landscape plants in the green lane road according to criteria of good judgment in terms of the science review of Landscape Architecture, evaluate the type and the structure of the landscape plants and documenting the condition of landscape plants in the field and formulate observations offer an alternative solution. The study was conducted in five streets in the city of Palu, namely: roads A.R Saleh, the Prof. DR. Moh. Yamin, Sisinggamangaraja roads, streets Ir. H. Juanda and road Moh. Hatta. The study was conducted five months, ie in September 2014 until February 2015. The method will be applied in this research is the survey method and literature study of the administration and management of landscape plants green lane road Palu. Method survey conducted by observation of the plant functions based location field and the physical condition of the plant and how the plant management on a green lane road in the town of Palu, while the literature study conducted to obtain information on the use of standard landscape plants based on their function and physical condition of the road and the green line obtain information on the standard maintenance landscape plants. Then do the analysis, there are two that will be done in this analysis are: functional value and management. This research was conducted in five stages
namely: (1) preparation (field survey), (2) observation and assessment, (3) analysis, (4) evaluation, and (5) formulation of recommendations.
Forage fifth street on the green line research sites dominated by tree crops Angsana, glodokan and trambesi. Rows of planted trees lined the road that has been planted in a long time but there are also newly planted. There are also combinations of trees, shrubs and ground cover that adorns the street median. Research on the functional aspect of landscape plants in the green lane road obtained either category, namely the Prof. DR. Moh Yamin and one segmen in Sisinggamanggaraja road (>70%). Category're way Ir. H. Juanda and           Moh. Hatta and one segmen in Sisinggamanggaraja road (range 52%-60%). Management of all aspects of the management of the road segments landscape plants belong to the medium category (56.3%). Most of the damage by pest plants landscape is ranked first (97.33%) and mechanical damage (85.84%) which is the level of damage is very little or nothing. For the type of damage most commonly found are gerowong / loss on the main stem, chlorosis, necrosis and branching obsolete, while the most common mechanical damage is an act of vandalism and incision.
Key Words : Functions and Management Plants, Landscape, Green Lane Roat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nepkin Folding (Seni melipat nepkin atau kain serbet)

Gambar
Nepkin Folding (Seni melipat nepkin atau kain serbet) Sering kali apa bila kita mengunjungi sebuah lestoran yang berkelas atau rumah makan yang sudah memiliki nama dan bergaya ala kontinental sering kita menemukan kain yang berwarna mencolok misalnya warna merah dengan lipatan yang unik dan menarik untuk diperhatikan. Kain dengan lipatan yang unik dan menarik tersebut dalam dunia pariwisata disebut napkin atau di Indonesia lebih dikenal dengan serbet. Seni melipat Nepkin atau serbet ( napkin folding)   biasa kita temukan di restoran, atau pun diacara pernikahan ataupun perhelatan akbar lainnya yang bersifat resmi dan berkelas. Pada dasarnya seni melipat napkin diperkenalkan dan berkembang dikalangan para bangsawan bangsa benua biru, yang mana penting karena menyimbolkan kesopanan dan kemewahan serta status tertentu. Sejalan dengan perkembangan zaman kini seni melipat nepkin ini tidak hanya terbatas digunakan oleh para bangsawan namun telah menyeber luas dan mud...
Terus membaca

SNI 01-3167-1992 (SALAK)

Gambar
SNI 01-3167-1992 SALAK Pendahuluan Standar salak disusun berdasarkan hasil survai didaerah produksi di Jawa Tengah, Bali dan DKI Jakarta Raya, serta hasil penelitian dari Lembaga Penelitian Hortikultura Jakarta. Setelah mempelajari hasil survai dan membandingkannya dengan hasil analisa contoh, maka disusunlah Standar Salak Indonesia sebagai berikut : Spesifikasi 1.     Ruang Lingkup. Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan salak. 2.    Diskripsi Salak ialah buah dari tanaman salak ( Salacca adulia Reinw ) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. 3.     Jenis Mutu Salak digolongkan dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil berdasarkan berat buah, yang masing-masing digolongkan dalam dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 s/d 60 gram per buah....
Terus membaca

Makalah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Gambar
MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN I.          PENDAHULUAN 1.1.             Latar Belakang Ketika mendengar kata penyuluhan, maka yang terlintas di benak sebagian orang adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), petugas yang mengendarai motor berwarna kuning/hijau, datang mengunjungi petani di desa-desa, menyampaikan informasi dan teknologi pertanian, terkadang menagih kredit, juga memandang bahwa penyuluhan merupakan proses “Transfer of Technology” (TOT). Kini dan dimasa yang akan datang, kiranya konotasi dan gambaran itu harus berubah dan semestinya dirubah. Perubahan paradigma pembangunan pertanian dan perdesaan ke arah desentralisasi, peningkatan daya saing, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, membawa konsekuensi terhadap paradigma penyuluhan. Memasuki era otonomi daerah, terjadi perubahan kelembagaan penyuluhan dan peran penyuluh. D...
Terus membaca