Hormon Tumbuhan
HORMON TUMBUHAN
Fitohormon adalah nama lain dari hormon. Yang
merupakan sekumpulan senyawa organik tetapi bukan hara.Senyawa ini biasa
terbentuk secara alami maupun secara buatan fungsinya mampu mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan
meskipun kadarnya berkisar satu milimol-satu mikromol per liter.Hormon di dalam
tubuh tumbuhan biasanya dihasilkan dari jaringan meristematik apabila mendapat
rangsangan dan dapat di translokasikan melalui sitoplasma atau ruang antarsel.Hormon
tumbuhan yang dihasilkan dari dalam tubuh tumbuhan (endogen) maupun dari dari
luar (eksogen) terdapat ratusan yang kita kenal saat ini yaituauksin (auxins),
sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins,
GAs), etilena (etena, ETH), dan asam
absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama
bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat
mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat
(inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula
kelompok-kelompok lain yang merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam
jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan
sebagai penghambat perkembangan (inhibitor).
1. Hormon Auksin
Istilah auksin ( auxin ) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan
segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil. Auksin
alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai
asam indolasetat ( Indolecetid acid, IAA ). salah satu fungsinya yang paling
penting adalah merangsang perkembangan sel pada tunas muda yang sedang
berkembang.Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk
tumbuhan.Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi
fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan
tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya,
tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan dan diferensiasi
sel tumbuhan.Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis
auksin.Kecepatan auksin menuruni batang dari apeks tunas sekitar 10 mm/jam,
jauh lebih cepat untuk ukuran difusi, meskipun lebih lambat dari pada
translokasi pada floem. Efek lain auksin, selain merangsang pemanjangan sel
untuk pertumbuhan primer, auksin mempengaruhi pertumbuhan sekunder dengan cara
menginduksi pembelahan sel pada kambium dan dengan mempengaruhi diferensiasi
xylem sekunder. Auksin juga mningkatkan aktivitas pembentukan akar adventif
pada pangkal potongan dari suatu batang, suatu efek auksin yang digunakan dalam
budang hortikultura dengan cara mencelupkan potongan-potongan batang di dalam
media perakaran yang mengandung auksin sintetik.
2. Hormon
Sitokinin
Sitokinin (cytokinin) ditemukan pada tahun
1940-an oleh johanes van Overbeek yang bekerja pada Cold Spring Harbor
Laboratory di new York, menemukan bahwa ia dapat merangsang pertumbuhan embrio
tumbuhan dengan cara menambahkan santan, endosperma cair dari biji kelapa
raksasa, ke media kulturnya. Kemudian dilanjutkan Folke skoog dan Carlos O.
Miller, di university of Wisconsin, menginduksi pembelahan sel tembakau yang
sedang ditumbuhkan dalam kultur dengan cara menambahkan sempel DNA yang sudah
membusuk. Unsure penyusun aktif pada kedua adiktif itu ternyata adalah
bentuk-bentuk adenine yang sudah termodifikasi, yaitu salah satu komponen
asam-nukleat. Pengatur-pengatur pertumbuhan ini diberi nama sitokinin karena
mereka merangsang sitokinesis atau pembelahan sel. Dari berbagai macam
sitokinin yang terdapat secara alamiah pada tumbuhan yang paling umum adalah
zeatin, yang dinamai demikian karena senyawa ini pertama kali ditemukan pada
jagung ( Zea mays ) setelah mempelajari beberapa fungsi sitokinin, perhatikan
bahwa hormon-hormon ini diperkuat atau diperlemah oleh hormon-hormon lain
khususnya auksin. Sitokinin dihasilkan di dalam jaringan-jaringan yang tumbuh
secara aktif khususnya di dalam akar, embrio dan buah. Pengaruh sitokinin
terhadap sel-sel yang tumbuh pada kulit jaringan member petunjuk bagaimana
kelompok ini berfungsi didalam suatu tumbuhan yang utuh.ketika potongan
parenkhima dari batang dibiakkan tanpa sitokinin, sel- sel itu akan tumbuh
sangat besar tapi tidak membelah diri.
3. Giberelin
Hormon ini di
temukan E. Kurosawa (1926), seorang saintis jepang pada tanaman padi yang
ternyata disebabkan oleh penyakit genus gibbereila. Pada akhir tahun
1930-andiberilah nama giberelin. Saintis barat akhirnya mengetahui dan
mempelajari giberelin setelah PD II. Selama 30 tahun belakangan, saintis telah
mengidentifikasi lebih dari 80 giberelin yang berbeda yang ditemukan secara
alami dalam tumbuhan, pengaruh Giberelin terhadap tumbuhan yaitu:
·
Pemanjangan batang
·
Pertumbuhan buah
·
Perkecambahan
4. Asam Abisat
Hormon yang
telah kita pelajari sejauh ini yaitu auksin,sitokinin dan giberelin, umumnya
merangsang pertumbuhan tumbuhan.sebaliknya, terdapat masa pada kehidupan
tumbuhan yang sangat menguntungkan apabila tumbuhan memperlambat pertumbuhan
dan mengambil suatu keadaan dorman (istirahat). Hormon asam abisat (Abscisic
acid, ABA), yang dihasilkan pada tunas terminal, akan memperlambat pertumbuhan
dan mengarahkan primordial daun untuk berkembang menjadi sisik yang akan
melindungi tunas yang dorman pada musim dingin. Hormon tersebut juga menghambat
pembelahan sel kambium pembuluh. Dengan demikian, ABA tersebut membantu
mempersiapkan tumbuhan untuk menghadapi musim dingindengan caramenghentikan
pertumbuhan primer dan sekunder. Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan
yang menguntungkan apabila pertumbuhan dientikan adalah pada saat permulaan
dormansi biji, dan kemungkinan asam abisatlah yang bertindak sebagai penghambat
pertumbuhan. Biji akan berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya
tidak aktif, atau dengan membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas
giberelin. Biji beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan
lebat melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau
stimulus lain untuk memicu perombakan asam abisat. Pada sebagian besar khasus,
rasiao ABA terhadap giberelin akan enentukan apakah biji itu akan tetap dorman
atau berkecambah. Selain peranannya sebagai suatu penghambat pertumbuhan, asam
abisat bertindak sebagai hormon “cekaman”, yang membantu tumbuhan dengan
menghadapi kondisi yang buruk. Sebagai contoh, ketika suatu tumbuhan mulai
layu, ABA akan terakumulasi di daun dan menyebabkan stomata menutup, mengurangi
transpirasi dan kehilangan air lebih banyak. Fungsi ini bergantung pada ABA
yang berasal dari akar. Pada beberapa khasus, kekurangan air dapat member
cekaman pada sistem akar sebelum menekan sistem tunas, dan ABA yang di angkut
dari akar ke daun bias berfungsi sebagai “sistem peringatan didi”
5. Etilen
Pada awal abad
kedua puluh, jeruk dimatangkan dengan “memeram” dalam lumbung yang dilengkapi
dengan komporminyak tanah. Petani buah yakin bahwa panas itulah yang
mematangkan buat itu, akan tetapi kompor baru yang pembakarannya lebih bersih
tidak menyebabkan buah menjadi matang. Para ahli fisiologi tumbuhan kemudian
mempelajari bahwa pematangan dalam lumbung sesungguhnya disebabkan oleh etilen,
yaitu suatu gas hasil samping pembakaran minyak tanah.Para peneliti kemudian
menunjukkan bahwa tumbuhan menghasilkan etilennya sendiri sebagai hormon, dan
hormon ini memicu berbagai macam respons selain pematangan buah.Etilen berbeda
dari hormon tumbuhan lainnya karena hormon etilen berwujud gas. Etilen
berdifusi ke dalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen
yang terlarut dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas. Pada
beberapa khasus, etilen bertindak dalam penghambatan pemanjangan sel. Selain
peranannya sebagai inhibitor pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan berbagai
proses penuaan pada tumbuhan. Penuaan atau senesens adalah perkembangan dari
perubahan yang tidak dapat berbalik arah yangakhirnya menuju pada kematian.
Sebagai suatu bagian normal dari perkembangan tumbuhan, senesens bias terjadi
pada individu tahap sel,seluruh organ atau seluruh tumbuhan. Unsur pembuluh
xylem dan sel gabus menua dan mati sebelum mendapatkan fungsi khususnya.Daun
musim gugur dan mahkota bunga yang layu adalah contoh organ senesens.
6. Oligosakarin
Oligosakarin
(oligossaccaharin) adalah gula berantai pendek yang dilepaskan dari dinding sel
melalui kerja enzim hidrolitik pada selulosa dan pektin.Hormon ini memicu
respon pertahanan tumbuhan akibat masuknya pathogen. Oligosakarin juga membantu
mengatur pertumbuhan ,diferensiasi seluler dan perkembangan bunga.
7.
Brasinostreroid
Brasinostreroid
adalah nama yang diberikan karena strukturnya (brasinosteroid adalah steroid
yang secara kimiawi mirip dengan kolesterol dan hormon kelamin hewan) dan asal
tumbuhan dimana mereka ditemukan pertama kali (anggota family mustard
brassicaceae). Hormon ini sekarang diketahui ada pada seluruh kingdom tumbuhan
dan diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal.Sebagai
contoh,suatu mutan Arabidopsis dengan pertumbuhan yang sangat terhambat akan
tumbuh secara normal jika diterapi dengan brasinosteroid tertentu.para peneliti
telah melacak mutasi sampai pada gen yang secara normal mengkode salah satu
enzim yang diperlukan untuk sintetis hormon steroid ini.
SUMBER
Anggorowati, Sulastri. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Tim Penyusun, 2003. Biologi 2A Kelas 2 SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Wikipedia,
2010.Hormon tumbuhan. Diakses pada tanggal 24 november 2012.
Komentar
Posting Komentar